Wednesday, July 27, 2016

Resign dari LDM (Long Distance Marriage)

Halo para capeng semua, maafkan daku yang gak sempet update blog lagi karna lg banyak banget kerjaan dan gak bisa disambi, hiks.

Tapi tenang ya, karna ini adalah hari-hari terakhir aku di kantor dan siap untuk resign, jadi di hari-hari selanjutnya kalian bakal sering baca postingan gak penting aku deh karna aku bakal jadi ibu rumah tangga.

Yeeeeey setelah long distance marriage selama 9 bulan akhirnya kami memutuskan untuk tinggal bersama dan saya melepas karir saya dan fokus menjadi ibu rumah tangga. Sebenernya keputusan ini bukan keputusan yang mudah, mengingat saya masih cukup muda dan perlu banyak pengalaman, terus juga karna saya masih merasa bertangggungjawab kepada kedua adik saya, dan kami juga memiliki mimpi yg amat sangat tinggi yang bahkan tidak pantas kami mimpikan dan mimpi itu membutuhkan uang yang tidak sedikit jadi kami harus nabung sebanyak2nya. Tapi setelah kami menjalani LDM selama 9 bulan ini bener2 berat dan kosong rasanya. Bayangkan orang tercinta kita jauh dari pandangan nyeseknya kaya gimana sih.... ya kan ya kan.... Jadi saya harus mulai menjernihkan pikiran saya, berfikir realistis, menghilangkan sifat egois, dan lebih memikirkan efek jadi wanita karir untuk keluarga.

Jadi setelah sidang paripurna beberapa kali akhirnya saya mengikhlaskan karir saya dan lebih memilih untuk ikut suami di perantauan. Yang namanya rejeki pasti ada aja kan jalannya, gak harus lewat kerja kantoran. Dan yang pasti yakin kalau kenyamanan dan ketenangan jauh lebih berharga daripada materi (cewek matre tobat,wkwk). Dan Tuhan memberikan petunjukNya. Setelah kami memutuskan untuk akan tinggal bersama ada aja kemudahan yang kami rasakan. Namanya rejeki ya gak bakal kemana kan, hehe.

Makanya bulan mei kemarin suami udah sibuk tu nyari tempat tinggal untuk kami tempati nanti. Loh udah punya rumah disana? Belum.
Terus? Ngontrak lah.
Nikahan mewah kok akhirnya cuma ngontrak ? Kenapa kemaren duitnya gak buat beli rumah aja? Hmmmm pertanyaan ini yang sering muncul ke kami. Dan jawabanya adalah....
"Jadi gini ya cerita dan kronologisnya (dengan perumpamaan), kamu punya rencana mau nikah sama orang pilihan kamu, nah diputuskanlah mau mengadakan pernikahan seperti apa, daku pengenya nikahan di resto cukup ngundang keluarga besar dan teman yg sangat akrab aja dgn jumlah cukup 100-200 orang, udah disepakati seperti itu, dan tiba saat dimana semua akan dipersiapkan ternyata dari kedua orang tua ingin mengadakan hajatan besar dengan mengundang semua sanak saudara, keluarga besar, tetangga, dan teman2nya yg jumlahnya ribuan orang. Galau dan terjadi cukup perdebatan. Nah akhirnya orang tua tetap memaksakan ingin menikahkan anaknya dengan membuat hajatan besar berbudget ratusan juta dengan uang mereka sendiri. Nah kami sebagai anak mana sampai hati membiarkan orgtua mengeluarkan uang ratusan juta hanya untuk kami padahal kami juga kerja? Akhirnya dengan berniat membahagiakan orangtua kami memutuskan untuk mewujudkan impian orangtua dengan mengadakan hajatan besar menggunakan uang kami diatas keinginan kami pribadi (untuk membeli rumah). Kenapa kita sampai berfikiran dan seikhlas itu? emmmm besok kalian akan merasakan sendiri bagaimana dilemanya ketika kalian pengen keep uang kalian buat tabungan tapi orangtua mau ngeluarin duit banyak buat ngadain hajatan buat KALIAN. Pasti akan muncul rasa gak tega dan merasa sangat jahat kalau orangtua mengeluarkan uang banyak untuk kita padahal kita PUNYA UANG."

ya jadi seperti itu saudara2 kronologisnya. Tapi alhamdulillah Tuhan memudahkan jalan kami, dibalik keihlasan itu pasti akan digantikan oleh Tuhan dengan rejaki lain, apalagi dipake buat membahagiakan orangtua kan. Dan memang dari awal kami pun sama sekali tidak masalah kalau memang harus kontrak dulu, karna juga harga rumah di Jakarta kan amat menyeramkan, butuh uang yang gak sedikit untuk mewujudkan mimpi kami yg tll besar itu. Jadi kami memang mengedepankan hidup sederhana, apa adanya, dan mengutamakan menabung, makanya kita putuskan ngontrak juga nyari kontrakan sederhana aja gak perlu berlebihan, hidup juga sederhana dan apa adanya. Yg penting nabung sampai uang kami cukup untuk mewujudkan mimpi kami tanpa berhutang.

Yg penting kami udah resign dari LDM dan akan benar-benar memulai hidup baru seperti pasangan lainnya. Yeeeey selanjutnya bakalan sering posting ttg kehidupan rumah tangga, usaha yg mau aku rintis, dan juga ttg tempat tinggal kami yang sederhana yang akan kami ubah menjadi hunian nyaman. Jadi bakalan banyak post2 tentang desain rumah dan DIY home decor ya..

Tetep semangat mempersiapkan pernikahannya ya capeng. Maafkan daku masih utang review undangan (belum foto undangan) dan pasti kapan2 bakalan aku post.

See u in the next post...







Entri Populer